Uji Coba Enam Bulan, Lihat Respons Pelanggan.Bertransaksi cukup dengan menyentuhkan jari. Itu yang sedang dicoba salah satu jaringan supermarket di Belanda, Albert Heijn, bekerja sama dengan processor pembayaran Equens. Cukup menyentuhkan jari, transaksi selesai. Mirip cap jempol, tapi tanpa tinta. Pembeli cukup menyentuhkan jari ke alat pembaca khusus. Cara pembayaran yang kini sedang diuji coba Albert Heijn itu disebut Tip2Pay.
Jaringan supermarket di Belanda, Albert Heijn, berniat menerapkan cara pembayaran dengan sidik jari itu di 750 gerainya yang tersebar di seluruh negeri. Untuk mendapatkan alat scanning sidik jari yang diperlukan untuk tujuan ini, Albert Heijn bekerja sama dengan Equens, perusahaan penyedia alat pembayaran terbesar di Eropa.
''Kami sedang memperkenalkan konsep pembayaran baru ini kepada pelanggan. Kami hanya akan meneruskan penerapan model pembayaran ini bila pelanggan cukup antusias menyambutnya. Kalau tidak, ya kita hentikan,'' kata Jan de Heij, innovation manager Albert Heijn. Keputusan meneruskan atau membatalkan itu, lanjut dia, akan ditentukan setelah uji coba berlangsung enam bulan.
Dengan sistem itu, konsumen yang habis berbelanja hanya perlu menempelkan jarinya pada alat scan yang disediakan. Selebihnya, Equens yang akan memproses transaksi tersebut. Tentu, tak semua orang bisa menikmati fasilitas ini. Menurut Equens, pelanggan yang ingin memanfaatkan model pembayaran ini harus punya kartu debet.
Dalam menjalankan uji coba pembayaran biometik*** ini, Albert Heijn dan Equens juga berkonsultasi dengan perusahaan spesialis biometrik, IT-Werke, yang sudah menerapkan teknologi tersebut di jaringan supermarket Jerman, Edeka.
Sebetulnya, sistem teknologi pembayaran sidik jari ini berasal dari
Berdasarkan survei pada 1.000 orang, ditemukan 76 persen menilai sistem pembayaran biometik*** itu lebih aman dibandingkan chip atau pun PIN. Sekitar 85 persen responden juga mengaku lebih nyaman melakukannya, sedangkan 75 persen menginginkan sistem itu diterapkan di pusat perbelanjaan lain di
Setelah Inggris, Pay by Touch juga menandatangani kontrak dengan sejumlah retail di AS yang ingin menerapkan sistem biometrik. Namun, tahun lalu, vendor AS tersebut diguncang pertikaian internal yang melibatkan pendiri perusahaan dan CEO John Rogers melawan Plainfield Asset Management yang jadi investor. Kondisi ini bermuara pada kebangkrutan pada December 2007. Induk Pay by Touch, Solidus Networks, lalu menjual aset biometrik ke CardWorks Processing pada April tahun ini. (Finextra/dia/soe) (Jawa Post).
Ngaji YUK !
23 Jun 2008
Supermarket Belanda Terapkan Transaksi Sentuh Jari yang Pernah Mati
Label:
Berita,
Internasional,
Sains,
Teknologi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tulisan Terkait
The best viewed on Mozilla Firefox : Blog ini akan tampil sempurnya jika dibuka di Mozilla Firefox
Tidak ada komentar:
Posting Komentar